Senin, 03 November 2014

Pemuda dan Sosialisasi

1. Internalisasi Belajar dan Spesifikasi
a. Pengertian Pemuda
Pemuda mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda sering dikaitkan erat dengan tonggak kemajuan bangsa maupun sebagai penerus cita-cita suatu bangsa. Dapat dikatakan seperti itu, karena pemuda mempunyai peran-peran penting dalam tatanan kehidupan berbangsa dan negara. Idealisme membuat sebagian besar pemuda mempunyai ide dan kreatifitas yang unik dan belum pernah ada, sehingga memungkinkan pemuda menciptakan berbagai inovasi yang sangat berguna bagi kemajuan bangsa dan negara. Spontanitas dan keberanian yang dimiliki pemuda membuat pemuda menjadi aset yang sangat berharga bagi bangsa dan Negara.
b. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Sosialisasi cenderung erat kaitannya dengan pemuda. Perkembangan pemuda lebih condong ditentukan oleh sosialisasi antara pemuda yang satu dengan yang lainnya. Sosialisasi membuat masing-masing pemuda saling bertukar pikiran, sehingga mereka akan menciptakan suatu ide maupun gagasan yang sangat berpengaruh bagi masing-masing pemuda tersebut. Terdapat dua jenis sosialisasi, di mana jati diri seorang pemuda dibentuk, diantaranya:
·         Sosialisasi primer (primary socialization)
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani seorang pemuda semasa kecil dan menjadi pintu bagi pemuda tersebut memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Tempat sosialisasi primer adalah keluarga karena seorang pemuda lahir dan hidup di tengah-tengah keluarga. Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang pemuda untuk dapat membedakan dirinya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik. Dalam tahap tersebut, peran orang-orang yang terdekat dengan pemuda tersebut menjadi sangat penting sebab seorang pemuda melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya yang dianut keluarga seperti aturan-aturan keluarga, agama, dan kepercayaan. Pemuda yang gagal menerima sosialisasi primer, baik gagal karena faktor didikan orang tua, maupun agama, biasanya membuat pemuda tersebut menjadi kehilangan arah, karena dasar sosialisasi tidak mereka terima dengan baik. Inilah yang patut diwaspadai karena akan sangat merusak generasi penerus bangsa.
·         Sosialisasi sekunder (secondary socialization)
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada setiap individu pemuda tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total. Contoh: rumah tahanan, rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu kepribadian baru. Ia di didik untuk menerima aturan dan nilai baru.  Pada proses sosialisasi ini, pemuda akan lebih cenderung mencari jati dirinya yang sebenarnya. Tahap ini, pemuda akan lebih banyak bertukar pikiran dengan sesame pemuda lainnya, sehingga sosialisasi sekunder dapat dikatakan sebagai tahap finishing seorang pemuda menentukan arah tujuan dirinya.
c. Internalisasi Belajar
Internalisasi menurut KBBI sendiri merupakan penghayatan: proses falsafah negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penatar-an, dsb. Dapat diartikan juga sebagai penghayatan thd suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg diwujudkan dl sikap dan perilaku. Proses internalisasi tersebut dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran seorang pemuda dalam menyikapi setiap pandangan, doktrin, ideology, dll. Pemuda akan dapat menilai dan menyaring setiap doktrin maupun ideology tersebut dan memutuskan apakah akan menjadi landasan hidup mereka atau tidak. Pola pikir setiap individu pemuda pasti telah mengenal dan menetapkan ideologi maupun doktrin yang telah mereka ketahui sebagai dasar untuk melangkah dan menentukan langkah-langkah mereka selanjutnya.
d. Proses Sosialisasi
Sosialisasi yang telah dijalankan oleh seorang pemuda pasti memiliki proses menuju tercapainya sosialisasi yang bersangkutan. Tahap-tahap yang membuat seorang pemuda bersosialisasi diantaranya adalah:
·         Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
·         Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
·         Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
·         Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
e. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda Dalam Masyarakat
Setelah proses sosialisasi yang dapat membentuk jati diri setiap pemuda terlewati, pemuda akan melangkah menuju pengembangan diri mereka masing-masing dari setiap jati diri mereka yang telah terbentuk. Pemuda dengan proses sosialisasi yang wajar dan benar akan mempunya peran sosial yang positif dan membangun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena pemuda identik dengan kemajuan bangsa, otomatis membuat pemuda tersebut mempunyai peran yang harusnya membangun dalam masyarakat. Sebagian besar akan menuangkan segala macam ide dan inovasi yang dapat berguna di masyarakat. Mereka tidak akan menyia-nyiakan ilmu, ideologi, dll yang telah mereka dapat yang akan digunakan bagi perkembangan masyarakat, jika sejak awal mereka mendapat proses dasar sosialisasi yang sesuai dengan norma-norma yang membangun. Oleh karena itu setiap individu baik dari pemerintah hingga kalangan orang tua wajib memerikan peran membangun dalam rangka mengoptimasi peran sosial pemuda bagi kemajuan berbangsa dan bernegara.

2. Pemuda dan Identitas
a. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran
dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1. Landasan Idiil                     : Pancasila
2. Landasan Konstitusional    : Undang-undang dasar 1945
3. Landasan Strategi               : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Histories             : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan Normatif             : Tata nilai ditengah masyarakat.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
b. Dua Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Dalam hal ini Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu  :
a. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bengsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional. 
b. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan –kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
c. Masalah – Masalah Generasi Muda
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
·         Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
·         Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
·         Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
·         Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
·         Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
·         Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
d. Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
·         Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang
·         Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
·         Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
·    Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
·     Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
·         Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
·         Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
·         Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
·         Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi 
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
e. Tujuan Sosialisasi 
Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut : 
·         Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif 
·     Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. 
·  Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.     

3.    Perguruan dan Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.
b. Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam Pendidikan Di Perguruan Tinggi

Mengapa semua individu khususnya di Indonesia wajib mengenyam pendidikan selama 12 tahun? maka jika tidak, akan terjadi akibat seperti Pengangguran Semakin Banyak, Generasi Muda tidak ada, perampokan, pembunuhan dan lain sebagainya. (Menakutkan bukan) faktor: hanya karena  pendidikan yang mahal. Syukurlah pemerintah punya program sekolah gratis selama 9 tahun, “itu setahu saya karna saat SMA saya masih bayar”. Jadi kesimpulannya mengapa individu harus mengenyam pendidikan adalah  karna setiap individu harus sekolah Minimal selama 12 tahun agar disaat seseorang beranjak dewasa, seseorang itu dapat bermanfaat sebagai pemuda yang aktif didalam lingkungan masyarakat dan akan menjadi Generasi Penerus yang akan menjadi Pemimpin yang baik mengerti rakyat dan memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar