Reviewer : Elisa Christoverry Nazara
NPM : 32413862
Lembaga : Universitas Gunadarma
Penulis : R. Fernanda Syarif Wicaksana dan Sri Hartini ST, MT.
Penerbit : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Pendahuluan
Penulis menjelaskan bahwa latar belakang dalam melakukan penelitian ini dikarenakan berbagai macam organisasi semakin meningkatkan
kepedulian terhadap pencapaian dan penunjukan kinerja lingkungan yang baik
melalui pengendalian dampak lingkungan yang terkait dengan kegiatan, produk dan
jasa organisasi yang bersangkutan, konsisten dengan kebijakan peraturan
perundangundangan, pengembangan kebijakan ekonomi dan perangkat lain yang mendorong
perlindungan lingkungan, dan meningkatkan kepedulian pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu
standar yang berkaitan dengan lingkungan dan menjadi patokan stakeholder untuk
mempertahankan daya saing adalah ISO 14000. Berkaitan dengan sistem manajemen lingkungan,
ISO menerbitkan standarisasi mengenai Sistem manajemen lingkungan yang dikenal
dengan ISO 14001 yang merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai lingkungan dan
juga sebagai panduan bagi organisasi dalam mengelola aspek lingkungannya (ISO
14001, 2004). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hilman M S dan
Kristiningrum E pada 12 perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat ISO 14001,
terdapat beberapa alasan dalam menerapkan ISO 14001, alasan paling utama yaitu
untuk meningkatkan image perusahaan, meningkatkan partisipasi karyawan,
mengurangi
pencemaran lingkungan,
meningkatkan pangsa pasar dan tuntutan konsumen. Hasil penilitian menunjukkan bahwa
dengan menerapkan ISO 14001, perusahaan mengalami pengurangan pencemaran
lingkungan (20%).
Penerapan ISO 14001 memberikan cara untuk mengidentifikasi
secara sistematik dan mengelola resiko lingkungan serta liability,
sehingga mengurangi keluhan masyarakat (20%) PT Bartec Utama Mandiri adalah
perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing peralatan kesehatan, berupa hospital
bed, operating table, infant incubator, infant warmer, obyn bed, obgyn
chair standard bkkbn, incinerator, fume hood, laminar air flow,
biosafety cabinet , clean room furniture, laboratorium furniture. Untuk
melakukan sistem manajemen lingkungan yang baik, maka diperlukan adanya suatu
standar yang menjelaskan tentang sistem tersbut. Standar Internasional ISO
14001 dapat merupakan alat untuk menjamin kinerja sistem manajemen lingkungan tersebut.
Standar Internasional ISO 14001 muncul sebagai akibat adanya beberapa isu
lingkungan yang sering dibicarakan. Isu tersebut adalah polusi udara, polusi
air, polusi tanah, limbah dan bahan-bahan berbahaya, bunyi/kebisingan dan
getaran, radiasi, perencanaan fisik, perencanaan fisik, penggunaan bahan/material,
penggunaan energi serta keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Keberhasilan
dari penerapan ISO 14001 adalah mendapatkan sertifikasi ISO 14001 yang
merupakan bukti bahwa perusahaan telah menerapkan standar tersebut. Oleh karena
itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui bagaimana kinerja manajamen
lingkungan PT Bartec Utama Mandiri saat ini, apakah telah sesuai dengan prinsip
ISO 14001.
Metode
Penelitian
Kerangka pikir yang dibuat oleh penulis menggambarkan
seluruh aspek yang ada di dalam penelitian. Kerangka pikir membantu dalam
memahami isi dari penelitian yang dilakukan peneliti. Dengan kerangka pikir
ini, maka sistem atau obyek penelitian dapat digambarkan dengan jelas. Hasil
penelitian yang hendak di capai berdasarkan kerangka berpikir yang dibuat
adalah mengetahui perkembangan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 140001
di PT. Bartec Utama Mandiri, tingkat pengetahuan karyawan mengenai sistem
manajemen lingkungan dan saran serta rencana tindakan perbaikan untuk
meningkatkan kinerja manajemen lingkungan di PT. Bartec Utama Mandiri.
Model yang dibuat dalam
penelitian ini berdasarkan pada model Sistem Manajemen Lingkungan yaitu Plan
– Do – Check – Act (PDCA), yang kemudian dihubungkan dengan elemen-elemen
yang terdapat di dalam ISO 14001.
Intrumen penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah Checklist.
Checklist ini diadopsi dari Global Environmental Management Initiative
(GEMI). Setiap prinsip memiliki satu atau lebih pertanyaan, yang dibuat
sedemikian rupa agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terdapat 5 prinsip dan
17 elemen pada ISO 14001 dan menghasilkan 31 pertanyaan. Daftar pembanding
berisi total 31 pertanyaan dalam lima bagian yang berbeda, sesuai dengan lima prinsip
yang tercantum dalam standar ISO 14001. Sebuah nilai sempurna "62"
(yaitu, setiap pertanyaan mendapatkan nilai 2), jika menanggapi secara menyeluruh
dan jujur, menunjukkan bahwa organisasi memiliki semua elemen yang diperlukan
dalam standar ISO 14001. Penting untuk diingat bahwa seberapa baik organisasi
menerapkan persyaratan standar bukanlah tingkat kinerja yang dicapai, tetapi
kelengkapan dan kecukupan prosedur dan sistem yang ditetapkan untuk mencapai
kinerja tersebut.
Pembahasan
Pada checklist, setiap kondisi diberikan score pada masing-masing prinsip
ISO 14001, untuk menilai
penerapannya
di perusahaan. Hasil skoring ini berguna
untuk
menilai kondisi perusahaan saat ini tentang Sistem
Manajemen
Lingkungannya. Definisi score dari masing-masing
prinsip
akan dijelaskan pada tahap analisa.
Prinsip
ISO 14001
|
Total
Skor
|
Kebijakan
dan Komitmen
|
8
|
Perencanaan
|
5
|
Penerapan
dan Operasi
|
9
|
Pemeriksaan
dan Tindakan Koreksi
|
2
|
Tinjauan
Manajemen
|
1
|
1.
Analisis hasil checklist prinsip kebijakan dan komitmen
Berdasarkan hasil checklist didapatkan total skor dari
prinsip kebijakan dan komitmen sebesar 8. Hal ini menjelaskan bahwa Organisasi
telah memiliki kebijakan lingkungan yang sebagian (tidak seluruhnya) memenuhi persyaratan
standar. Dari beberapa pertanyaan di dalam checklist ISO 14001, bisa diketahui
bahwa, kebijakan lingkungan diperusahaan hanya berpedoman terhadap dampak
lingkungan saja. Kebijakan lingkungan seharusnya secara umum dan luas dapat
mencerminkan kondisi alam setempat, skala kegiatan, dan dampak lingkungan yang
dihasilkan dari kegiatan produksi perusahaan. Disamping itu perusahaan belum
melakukan pengujian untuk mengetahui kondisi alam dan skala dari kegiatan, produk,
dan jasa.
Rancangan perbaikan yang sesuai dengan prinsip
kebijakan dan komitmen berdasarkan sertififikasi ISO 14001 yaitu, perusahaan
sebaiknya melakukan pengujian secara periodik terhadap kondisi alam sekitar
perusahaan berdasarkan dari skala kegiatan, produk yang dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan harus memiliki komitmen yang jelas di dalam kebijakan lingkungannya,
seperti terhadap perbaikan berkelanjutan dalam kinerja lingkungannya dan
terhadap pencegahan pencemaran lingkungan.
2.
Analisis hasil checklist prinsip perencanaan
Berdasarkan hasil checklist didapatkan total skor dari
prinsip perencanaan sebesar 5. Hal ini menjelaskan bahwa Organisasi telah
membuat kemajuan dalam mengidentifikasi sebagian besar aspek lingkungan,
demikian pula terhadap ketentuan hukum lingkungan, dan organisasi mungkin telah
memiliki beberapa tujuan dan sasaran yang pencapaiannya disusun dalam program
manajemen lingkungan, namun masih banyak yang perlu disempurnakan. Dari
beberapa pertanyaan di dalam checklist ISO 14001, bisa diketahui bahwa, Perusahaan
belum mempunyai prosedur secara khusus untuk menentukan dampak penting lingkungan
atau potensial selama proses produksi di perusahaan. Proses peneteapan tujuan
lingkungan hanya mempertimbangkan dampak penting dari kegiatan produksi saja.
Rancangan perbaikan yang sesuai dengan prinsip perencanaan
berdasarkan sertififikasi ISO 14001 yaitu, membuat suatu prosedur untuk mengidentifikasi
aspek lingkungan penting dari kegiatan yang ada di perusahaan yang dapat menimbulkan
dampak penting lingkungan. Selain itu dalam penentuan tujuan kebijakan lingkungan
sebaiknya memperhatikan aspek lingkungan yang berkaitan dengan dampak
lingkungan penting. Meskipun tidak ada pendekatan tunggal untuk
mengidentifikasi aspek lingkungan, pendekatan yang dipilih dapat
mempertimbangkan, sebagai contoh penggunaan bahan baku dan sumber daya alam, isu
lingkungan lokal, penggunaan energi, pancaran energi (seperti bunyi, getaran),
dan limbah dan produksi samping.
3.
Analisis hasil checklist prinsip penerapan dan operasi
Berdasarkan hasil checklist didapatkan total skor dari
prinsip kebijakan dan komitmen sebesar 9. Hal ini menjelaskan bahwa Beberapa
prosedur untuk mencapai tujuan dan sasaran telah tersedia, nemun belum mencakup
situasi darurat. Tanggung jawab dan akontabiliti untuk implementasi telah ditetapkan
untuk sebagian besar unit/bagian, dan sebagian besar (tidak seluruh) sumberdaya
yang diperlukan telah tersedia. Dari beberapa pertanyaan di dalam checklist ISO
14001, bisa diketahui bahwa, perusahaan telah menetapkan MR lingkungan, namun
MR lingkungan berada di bawah departemen lain. Sehingga peran, tanggung jawab, dan
kewenangan MR lingkungan tidak begitu jelas. Perusahaan belum mengidentifikasi
sumberdaya utama untuk mendukung manajemen lingkungan di perusahaan. Sumberdaya
tersebut meliputi sumberdaya manusia ketrampilan khusus, teknologi, peralatan dan
sumberdaya keuangan/dana.
Rancangan perbaikan yang sesuai dengan prinsip penerapan
dan operasi berdasarkan sertififikasi ISO 14001 yaitu Perusahaan sebaiknya
menetapkan prosedur untuk komunikasi internal berbagai tingkatan dan fungsi organisasi.
Organisasi juga harus menetapkan prosedur untuk menerima, mendokumentasikan dan
menanggapi komunikasi yang sesuai dari pihak eksternaal tentang Sistem
Manajemen Lingkungan. Organisasi menganggap berbagai kemungkinan sebagai proses
untuk komunikasi eksternal pada aspek lingkungan penting dan telah mencatat keputusan
dalam hal ini. Semua prosedur ini ditinjau dan disesuaikan dengan perubahan keadaan
dan persepsi.
4.
Analisis hasil checklist prinsip pemeriksaan dan tindakan koreksi
Berdasarkan hasil checklist didapatkan total skor dari
prinsip kebijakan dan komitmen sebesar 2. Hal ini menjelaskan bahwa Hanya
sedikit (bila ada) prosedur yang tersedia atau diimplementasikan untuk memeriksa
kinerja dari SML dan elemen-elemennya; dan area-area ketidaksesuaian tidak
dapat diidentifikasi, dan sebagai akibatnya, pengukuran perbaikan atau pencegahan
tidak dapat dilaksanakan dengan efektif. Dari beberapa pertanyaan di dalam
checklist ISO 14001 tentang prinsip Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi, bisa
diketahui bahwa, Perusahaan belum mempunyai prosedur untuk memantau dan
mengukur karakteristik kunci dari kegiatan dan operasi yang dapat menimbulkan
dampak penting. Misal :
jumlah dan karateristik buangan cair, emisi udara, limbah padat B3, penggunaan
energi dari kegiatan operasi yang dapat menimbulkan dampak penting lingkungan. Perusahaan
belum mempunyai prosedur untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.
Rancangan perbaikan yang sesuai dengan prinsip pemeriksaan
dan tindakan koreksi berdasarkan sertififikasi ISO 14001 yaitu Perusahaan
membuat prosedur untuk memantau secara periodic karakteristik kunci dari
kegiatan dan operasi yang dapat menimbulkan dampak penting lingkungan. Prosedur
ini juga mensyaratkan dicatatnya informasi untuk menelusuri kinerja,
pegendalian operasi terkait dan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran
organisasi. Prosedur ini harus didokumentasikan dan ditinjau ulang secara
teratur. Menetapkan dan mendokumentasikan prosedur khusus untuk mengevaluasi
kepatuhan terhadap peraturan-peraturan, produk kegiatan atau layanan. Prosedur
meliputi langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan persyaratan
peraturan yang relevan dan mematuhi dengan kegiatan yang seperti itu, produk
atau jasa harus. Prosedur menetapkan secara periodik evaluasi tersebut yang
harus dilakukan. Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dan dilaporkan kepada
manajemen.
5.
Analisis hasil checklist prinsip tinjauan manajemen
Total score yang dihasilkan untuk prinsip Tinjauan
Manajemen adalah sebesar 1. Ini menjelaskan bahwa organisasi pernah melakukan
tinjauan manajemen mengenai Sistem Manajemen Lingkungannya, akan tetapi tidak
ada jadwal berkala untuk mengkaji Sistem Manajemen Lingkungan yang ada.
Organisasi untuk saat ini, manajemen puncak belum melakukan dan belum terjadwal
untuk dilakukannya tinjauan manajemen mengenai Sistem Manajemen Lingkungan
organisasinya. Perusahaan disini telah memiliki rencana dan ketentuan untuk
mengkaji ulang sistem manajemen lingkungan perusahaan. Namun perusahaan belum
menetapkan secara periodik pengkajian sistem manajemen lingkungannya.
Rancangan perbaikan yang sesuai dengan prinsip tinjauan
manajemen yaitu manajemen perusahaan sebaiknya mengkaji ulang sistem manajemen
lingkungan untuk memastikan keberlanjutan kesesuaian, kecukupan, dan
efektifitas. Peninjauan ulang oleh manajemen bertujuan untuk merubah kondisi
yang dipandang perlu untuk merubah kebijakaan, tujuan, dan elemen-elemen lain
dari manajemen lingkungan, dengan didasarkan atas hasil audit sistem manajemen
lingkungan, perubahan kondisi, dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjuta. Keluaran
dari tinjauan sistem manajemen lingkungan dapat termasuk keputusan mengenai; kesesuaian,
kecukupan dan efektifitas dari sistemnya; perubahan sumber daya fisik, manusia
dan pendanaan; dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kemungkinan
perubahan kebijakan lingkungan, tujuan, sasaran dan unsur lainnya dari sistem manajemen
lingkungan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa diketahui
bahwa manajemen lingkungan di PT Bartec Utama Mandiri masih kurang sesuai
dengan prinsip ISO 14001. Sehingga dibuat beberapa rancangan perbaikan manajemen
lingkungan menurut ISO 14001 agar perusahaan bisa mempunyai sistem manajemen lingkungan
yang sesuai dengan sertifikasi ISO 14001 secara keseluruhan.
Sumber Referensi:
Wicaksana, R. Fernanda Syarif dan Sri Hartini. Analisis Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan Berdasarkan Sertifikasi ISO 14001 Di PT. Bartec Utama Mandiri. Semarang: Universitas Diponegoro.